Jakarta, Santriwati Pintar. Rais Aam PBNU KH Maruf Amin menyebut paham Ahlussunnah wal Jamaah ala Thariqatin Nahdliyah sebagai paham terbuka yang memberi kesempatan peran bagi budaya lokal maupun global dalam menjalankan perintah agama. Kiai Maruf menyebut upacara selamatan, kendurian, tahlilan, atau haul sebagai contoh praktik Aswaja NU yang belakangan ramai dengan sebutan Islam Nusantara.
Demikian disampaikan KH Maruf dalam forum Tashwirul Afkar di Perpustakaan PBNU, Jakarta, Jumat (18/9) sore.
Rais Aam PBNU: Asal Tidak Bangkrut Boleh Selamatan Setiap Hari (Sumber Gambar : Nu Online) |
Rais Aam PBNU: Asal Tidak Bangkrut Boleh Selamatan Setiap Hari
Selamatan itu sendiri perintah syara (agama). Sedangkan hitungan harinya seperti selamatan 7 hari, 15 hari, 40 hari, 100 hari, 1000 hari itu yang minal awaid faqath (berasal dari tradisi, Red). Dengan tradisi timbul kreativitas dalam mempraktikkan ajaran Islam di Nusantara, kata Kiai Maruf.Menurut Kiai Maruf, syara selain tidak mempermasalahkan upacara selamatan, justru memerintahkan. Tetapi syara memang tidak mengatur jadwal dan tata cara selamatan itu sendiri.
Santriwati Pintar
Kalau mau bikin selamatan setiap hari juga boleh. Tetapi bisa bangkrut juga, kata Kiai Maruf Amin disambut tawa para peserta diskusi. (Alhafiz K)Santriwati Pintar
Dari (Nasional) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/62305/rais-aam-pbnu-asal-tidak-bangkrut-boleh-selamatan-setiap-hariSantriwati Pintar
EmoticonEmoticon