Yogyakarta, Santriwati Pintar. Apakah saat ini masjid dan masyarakat sudah berkontribusi terhadap desa kita? Ataukah masjid menjadi beban bagi masyarakat?
Hal itulah yang menjadi tema diskusi yang diadakan oleh Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) dengan para pengurus tamir masjid di masjid Nurul Yaqin, Tlogo Imogiri Bantul (16/04).
Masjid Sebagai Pusat Pengembangan Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online) |
Masjid Sebagai Pusat Pengembangan Masyarakat
Acara diskusi yang berlangsung pukul 20.00-23.00 ini menghadirkan KH Abdul Muhaimin, pengasuh Pesantren Nurul Ummahat Kota Gede Yogyakarta.Dalam ceramahnya, KH Abdul Muhaimin menjelaskan bahwa masjid yang selama ini dikenal hanya sebagai tempat ibadah, sebenarnya ada fungsi lain yang dapat digunakan untuk mengembangkan masyarakat.
Santriwati Pintar
Jadi, banyak fungsi masjid sebagai pusat pengembangan masyarakat. Di luar negeri masjidnya pun unik, banyak dimanfaatkan bagi masyarakat bukan hanya untuk tempat ibadah. Membuat koperasi misalnya, ini akan bermanfaat bagi masyarakat umum, dan labanya untuk kita sendiri, karena sekarang kebanyakan masyarakat kita menjadi korban kapitalis, tambah KH Abdul Muhaimin yang juga Mudir Am Jamiyah Ahlit Thariqah Al Mutabarah An Nadliyah (Jatman) Syubiyah Kota Madya Yogyakarta.Santriwati Pintar
Selain itu, KH Abdul Muhaimin juga menyinggung bahwa apa yang dikembangkan di masjid bukan hanya berupa fisiknya saja. Tetapi yang lebih penting adalah membangun masjid dari segi fungsi atau aktivitasnya, seperti pengembangan wacana.Kita harus maju, terlebih anak mudanya, karena yang paling berperan penting bagi kemajuan bangsa adalah anak muda. Karena jarang sekali masjid di Indonesia yang mempunyai kontribusi terhadap masyarakat, tambahnya.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Solikhin, Rokhim
Dari (Daerah) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/43831/masjid-sebagai-pusat-pengembangan-masyarakat
Santriwati Pintar
EmoticonEmoticon